Banner

Warga Desa Hanum Gelar Sedekah Gunung, ini Prosesinya

Redaktur
Jumat, September 20, 2024
Last Updated 2024-09-22T11:17:04Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

Doa bersama dipimpin tokoh agama setempat pada prosesi Sidekah Gunung. Jum'at (20/9/2024)

DAYEUHLUHUR-Warga Desa Hanum Kecamatan Dayeuhluhur Cilacap masih menjaga satu tradisisi Sedekah Gunung yang rutin dilaksanakan setiap Bulan Maulud.


Sekitar 100 orang, mulai pagi sampai menjelang siang datang berbondong-bondong ke lokasi makam keramat leluhur di Gunung Dayeuhluhur Pasarean Rimpaknangsi Hanum dengan  membawa tikar dan bekal membawa makanan serta minuman dengan sukarela untuk dimakan bersama sama dilokasi ritual Sedekah Gunung. Jum'at (20/9/2024).


Prosesi makan bersama usai melakukan Ritual adat Sedekah Gunung Pasarean Desa Hanum
Jum'at (20/9/2024)

Turut hadir mengikuti adat Sidekah Gunung sesepuh adat Desa Hanum, Tokoh agama, tokoh masyarakat, perangkat desa , Juru kunci, lembaga adat setempat, perangkat desa, warga desa  tetangga dari  jawa Barat ,peneliti dari Mahasiswa IPB dan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).


Prosesi Sidekah Gunung diawali dengan berziarah di komplek makam leluhur  oleh tiga pemimpin acara adat yakni pembaca doa untuk para leluhur dan Pembaca Ijab Ritual oleh Juru Kunci Gunung Dayeuhluhur dan Pembacaan Doa Mulud Nabi dan tahlil oleh tokoh agama setempat.


Prosesi  Sidekah Gunung dimulai dengan membacakan doa tahlil, Tawasul, dimakam keramat yang paling tinggi yang biasa disebut makam keramat Gunung Dayaluhur diDesa Hanum. Selama pembacaan doa, warga yang hadir dalam prosesi tersebut membungkus sesaji makanan tertentu untuk dibawa dan disimpan.


Setelah berziarah dimakam leluhur selanjutnya pindah ke lokasi Pangbadaan yang lokasinya tak jauh dari makam leluhur untuk melakukan Pembacaan sejarah leluhur dan diskusi acara makan bersama sebagaimana sidekah pada umumnya.


Menurut Ketua Lembaga Adat Desa Hanum Ceceng Rusmana, Sidekah Gunung dilaksanakan pada Bulan Mulud terutama hari Jumat Kliwon atau pada hari baik lainnya.


Juru Kunci Makam Gunung Dayeuhluhur saat berziarah di makam leluhur Desa Hanum.Jum'at (20/9/2024)

Jumat Kliwon dalam tradisi para leluhur Dayaluhur memang cukup disakralkan dan memiliki nilai historis dan mistis tersendiri, dikarenakan Pada Malam jumat kliwon atau hari jumat kliwon di bulan mulud dahulu para leluhur dengan kemampuan tertentu lahir dan meninggal dunia, 


Selain itu pada hari atau malam jumat kliwon dibulan mulud, para leluhur dahulu mendapatkan wahyu pengetahuan, mewariskan ilmu kepada anak keturunan atau muridnya, juga sekaligus mendapatkan warisan ilmunya.


Sidekah gunung itu sendiri dahulunya merupakan Tradisi pola hidup masyarakat Pedesaan, Sidekah Gunung bukan berarti memuja gunung melainkan  Memelihara Gunung, supaya bisa terus menjalankan fungsinya sebagai sumber air, sumber kehidupan, paku bumi, serta tempat menyelamatkan diri ketika ada bahaya.


Sidekah Gunung dilaksanakan hari jumat kliwon bulan mulud disetiap tahunnya, yang sehari sebelumnya melaksanakan kerja bakti dan gotong royong membersihkan kuburan leluhur, memagarinya, menanami pohon-pohon di hutan keramat, menandai dengan puring hanjuang.



“Sidekah Gunung ini masih merupakan rangkaian dari acara Sidekah Kupat dan secara tradisi pula, Sidekah Gunung merupakan hari penutup dalam berpantangan di hutan..”Ungkapnya. 


Lebihlanjut Ceceng menyampaikan  dilokasi Keramat terdapat puluhan pekuburan tua, yang  merupakan kuburan leluhur berbagai generasi dari Masyarakat Adat Dayaluhur, Masyarakat Desa Hanum, juga konon leluhur Masyarakat adat dari Panjalu Jawa Barat.


Dan dihutan sebelah baratnya terdapat kuburan Kuwu (Kepala Desa) Jamit yang merupakan kuwu desa Hanum ke 2 era tahun 1850 – an.


Tempat tersebut  dahulunya leluhur yang linuwih menjadi pilihan lokasi kuburannya, agar kelak anak-cucunya mengingat dirinya dan mengingat fungsi dari gunung tersebut.


Kemudian tradisi Sidekah Gunung atau Sidekah Karamat itu sendiri adalah acara adat masyarakat Kecamatan Dayeuhluhur secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu dengan ke khasan yakni digelar di makam Leluhur Desa atau tokoh Desa yang biasanya dikubur di sebuah bukit berhutan yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat.


Bukit tersebut memiliki mata air yang aliran airnya dimanfaatkan masyarakat, lokasi “Gunung” tersebut memenuhi aturan leluhur tentang Ilmu Wurugan Lemah ( ilmu tata letak perkampungan) dan Dharma Patanjala (ilmu fungsi air).


Sedangkan intisari dari kegiatan sedekah gunung ialah memohon keberkahan dan kesejahteraan dijauhkan dari marabahaya dan bencana, Ada prosesi mandi,wudhu atau mengambil air dan Melakukan doa adat dan islami untuk keberkahan anak cucu dari leluhur tersebut.


Ceceng menambahkan Sidekah Gunung syarat dengan nilai sejarah, gotong–royong, pelestarian lingkungan hutan dan sumber air, tata lokasi pedesaan serta  berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah diberi desa yang subur,dan terima kasih kepada leluhur yang dahulu membuat perkampungan serta membangun perkampungan di daerah ini.


“Saya berharap sidekah gunung dilestarikan dan difahami bahwa selain fungsi budaya juga supaya terus menjalankan fungsi lingkungan, jika puncak dan lereng gunung-gunung dipelihara dapat mencegah bencana banjir dan longsor.” Tandasnya. (red)












iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Portal Karangpucung