Sejarah dan kisah Nini Tapih salah satu tokoh perempuan sakti dan pemberani dari Dusun Cisagu Desa Hanum Kecamatan Dayeuhluhur sudah melegenda secara turun-temurun yang menjadi tutur tinular.
Makam Nini Tapih di Dusun Cisagu Desa Hanum Kecamatan Dayeuhluhur saat belum direnovasi hanya ditandai bongkahan batu yang berada di area perkebunan dekat persawahan warga |
Menurut Sesepuh Cisagu Ki Sunardi (79) Masa hidup Nini Tapih diperkirakan pada era awal Desa Hanum modern yaitu pertengahan abad 19 atau sekitar 1850.
Riwayat dan silsilah Nini Tapih sendiri salah satu dari saudari dari tokoh asal Dusun Ciloa yaitu Ki Bontar dan Ki Sadeng, jadi Nini Tapih hidup di jaman era Kuwu Saridin.
Nini Tapih adalah seorang perempuan yang berilmu,kaya dan rajin bekerja, kekayaannya seluas setengah dari luas tanah Cisagu sekarang,dan pekerjaannya dari suaminya adalah menyadap aren yang memang tumbuh subur disekitar perbukitan kiri kanan Sungai Cisagu.
Gula aren tersebut jika sudah banyak biasanya di jual ke daerah Kaler ( Utara) atau Cirebon dengan dipikul dan berjalan kaki melalui jalur jalan setapak perbukitan.
Konon Nini Tapih dalam memasak aren jarang menggunakan alat ,tetapi dia mengaduk adonan gula dengan menggunakan tangannya sendiri.
Pada abad 19, ditulis dalam Catatan Sejarah Belanda ( Residen Banyumas Pertama ) Pasca Perang Jawa ( Perang Diponegoro) daerah Dayaluhur pada abad 19 daerah yang selalu menjadi sasaran para Bajo ( Perampok,Begal,Pencuri ) yang kebanyakan berasal dari daerah barat dan selatan wilayah Dayaluhur,seberang Cijolang Citanduy,juga dari arah Sadabumi.
Demikian juga dengan kampung Cisagu yang waktu itu baru ditempati oleh Keluarga Nini Tapih yang lokasinya tidak jauh dari Sungai Cisagu yang merupakan alur perjalanan para Bajo (red.gerombolan perampok) dari Utara yang menuju Dayaluhur tidak lepas dari sasaran para Bajo.
Diceritakan pada Suatu hari Ki Tapih sedang pergi untuk menjual gula ke Cirebon dan Nini Tapih seperti biasa dia dirumah memasak nira aren untuk dijadikan gula dan mengurus urusan rumah tangga nya.
Nini Tapih tidak sadar bahwa rumahnya sedang diintai kelompok pencuri,pencuri atau Bajo sengaja menunggu kepergian Ki Tapih sebab mereka merasa yakin hasil rampokannya aka sukses karena hanya menghadapi seorang perempuan yang hanya bisa memasak gula.
Disaat Nini Tapih keluar untuk mencuci alat-alat memasak gulanya secepat kilat para pencuri tersebut masuk ke rumah Nini Tapih dan mengambil apa yang bisa mereka bawa,mulai dari beras gula pakaian dan uang.
Pada era itu penduduk Desa Hanum jarang yang menyimpan uang atau emas,rata-rata kekayaan mereka adalah dalam bentuk hewan ternak seperti kerbau dan bahan makanan.
Nini Tapihpun merasakan ada gelagat yang tidak beres terjadi dirumahnya, dia pun berbalik ke rumah dan melihat ada beberapa orang yang mencurigakan keluar dari rumahnya dengan membawa barang-barang miliknya.
Diapun menyadari bahwa rumahnya sedang dirompak para Bajo.
Para Bajo tidak tahu kalau Nini Tapih bukan perempuan sembarangan,bahkan jauh dia lebih kuat dan berani dibandingkan suaminya.
Menyadari seisi rumhanya dirampok para bajo,Nini Tapih melakukan perlawanan dengan mengambil sebilah belahan kayu bakar yang biasa digunakan untuk memasak gula sepanjang lengan sebagai senjata.
Pertarunganpun berlangsung, bagai Seekor harimau betina yang sedang mengamuk dia menyerang para pencuri dari balik rumahnya dan seorang pencuri langsung tergeletak KO kepalanya dihantam keras dengan kayu dari belakang,
Melihat temannya tergeletak sekali gebuk,pencuri berikutnya menyerang Nini Tapih dengan senjata golok tetapi serangan ayunan kayu yang digunakan,Nini Tapih lebih cepat mengenai muka si pencuri.
Pencuri yang kena pukulan kayu kemudian dihajar mukanya langsung hingga berteriak kesakitan kemudian melarikan diri dengan wajah penuh darah dan seorang pencuri yang merupakan ketua Bajo masih berda didalam rumah.
Mengetahui masih ada Bajo didalam rumahnya Nini Tapih berteriak menyuruh bajo itu keluar untuk menghadapi dirinya.
Ketua Bajopun keluar dan terkejut,karena dalam satu gebrakan saja dua temannya sudah dibuat KO oleh Nini Tapih.
Melihat situasi yang terjadi dia berniat ingin kabur karena sadar perempuan dihadapannya itu bukan sembarangan,namun Nini Tapih sudah terlebih dahulu mencegatnya.
Terlanjur berhadapan akhirnya ketua Bajo melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata goloknya,namun kembali Nini Tapih mampu berkelit dan kayu bakarnya menghantam punggung si pencuri ketiga.
Tak mau menjadi korban pukulan kayu Nini Tapih, ketua bajo langsung kabur melarikan diri menyusul temannya yang lebih dulu kabur.(bersambung)