Gunung Ketra adalah salah satu gunung yang berlokasi di Desa Datar Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. |
Menyimpan Sejarah Kerajaan Sunda,Mataram, hingga Jayakarta
CILACAP - Gunung Ketra adalah salah satu gunung yang berlokasi di Desa Datar Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap.
lokasi dan bentuk gunung Ketra walaupun tidak terlalu tinggi tetapi cukup mencolok dan kontras dengan wilayah sekitarnya khususnya daerah Dayeuhluhur.
Karena lokasinya yang dikelilingi oleh pemukiman maka sejak jaman kuna sejak wilayah Daya Luhur dihuni manusia,Gunung Ketra telah dijadikan "ciciren" atau tanda untuk mengetahui lokasi keberadaan hunian manusia di sekitarnya.
Nama Gunung Ketra sebelum keberadaan Lembur Ketra dikenali oleh masyarakat Galuh kuna sebagai Gunung Puntang (era Ciung Wanara ) atau Gunung Satangtung yang konon berdasarkan cerita Batu Nilu bahwa yang ingin menguasai wilayah Gunung Ketra atau Daya Luhur harus berani terlebih dahulu "nangtungan" di Gunung ini,
Walaupun tingginya hanya "setinggi manusia" tetapi merupakan tempat yang penting dalam kehidupan masyarakat Daya Luhur.
Oleh karena itu keberadaan Gunung Ketra sudah sejak jaman kuna merupakan salah satu tempat yang disakralkan oleh masyarakat Dayeuhluhur mengingat banyaknya kejadian sejarah Kuna yang terjadi ditempat tersebut yang menyebutkan Gunung Ketra, sampai saat ini diketahui.
Menurut Pegiat sejarah dan adat Budaya Dayeuhluhur Ceceng Rusmana kepada Satelitpost menuturkan,Berdasarkan hasil penelitian dan cerita-cerita rakyat serta keterangan juru kunci,setidaknya gunung Ketra menyimpan Sejarah empat Jaman yang saling berkaitan dengan sejarah keberadaan Wilayah Daya Luhur itu sendiri yakni :
Pertama Jaman Ciung Wanara ( Raja Galuh Sang Manarah ) Abad ke - 8 diantaranya Keramat Gunung Puntang, Sungai Cibowong, Ciurut,Ciwitali, Cikalapa,Cikawalon.
Kedua Jaman Masyarakat Ngahuma ( tidak diketahui pasti diperkirakan Abad 8-15) misalnya Keramat Panghuutan dan Tepung Mulud .
Ketiga Jaman Pra Kadipaten Daya Luhur Abad ke- 15 misalnya Keramat Batunilu,Curug Reong,Darmaga dan Jaman Peperangan Era Mataram Islam Abad ke- 17 misalnya Keramat Jaketra,Sungai Ciketra.
Di era sekarang seiring dengan "tenggelamnya" wilayah Daya Luhur dalam perjalanan sejarah sejak 200 tahun lalu, demikian pula dengan peranan Gunung Ketra sebagai salah satu ciciren penting dalam Sejarah Dayeuhluhur seolah-olah ikut terkubur.
Tetapi jejak-jejak para Leluhur Dayeuhluhur yang masih ada di Gunung Ketra tidak menghilang begitu saja, keberadaan keramat-keramat, petilasan serta cerita legenda yang bertahan secara dari mulut ke mulut setidaknya masih menyimpan jejak sejarah masa silam tempat ini.
Sekarang setidaknya ada sebelas (11) titik pesarean, ciciren atau petilasan yang ada di Gunung Ketra dan sekitarnya.
Salah satu hal yang menarik dari keramat yang ada di Gunung Ketra, bahkan asal usul nama "Ketra" itu sendiri sangat berbeda dengan asal usul dan sejarah tempat lain di sekitar daerah Dayeuhluhur.
Ketika hampir semua sejarah tempat dan nama keramat yang ada di wilayah Dayeuhluhur dan sekitarnya selalu berhubungan (atau dihubungkan) dengan Sejarah Galuh,Pajajaran, Demak,Cirebon,Mataram atau Kadipaten Daya Luhur,tetapi Gunung Ketra adalah satu-satunya tempat didaerah ini yang memiliki hubungan dengan Sejarah Kota Jaya Karta,
tentu hal itu merupakan sebuah fakta yang cukup jelas dengan sejarah tempat lainnya di daerah ini, bahkan dia tidak mengetahuinya kalau ada petilasan yang diluar kota Jakarta ( atau Jabodetabek ) yang memiliki hubungan dengan Sejarah kota Jakarta itu sendiri.
Sesuai dengan fakta nama yang ada dan cerita turun temurun yang ada pada para juru kunci bahwa nama Ketra tidak berasal dari kata kerta,tetapi berasal dari nama lain yaitu "Jaketra",yaitu berdasarkan penjelasan juru kunci dan masyarakat sekitarnya bahwa nama tersebut berasal dari keberadaan kuburan yang dikeramatkan masyarakat dari tokoh yang bernama Pangeran Jaketra Jaya Winangun Sari.
Berdasarkan bukti-bukti yang didapat dari bekas-bekas pekuburan kuno dan bekas-bekas perkampungan serta jejak kegiatan manusia dimasa lampau,sebelum era pembentukan Desa Datar diera modern ( awal tahun 1800an),
Dari Jejak yang ada di Kampung Ketra tersebut,diyakini daerah di lereng Gunung Ketra merupakan salah satu tempat yang termasuk salahsatu tempat yang awal-awal dihuni penduduk di daerah Daya Luhur, seperti halnya keberadaan perkampungan awal di daerah Kutaagung dan tepian Sungai Cijolang.
Berdasarkan Penelusuran sejarah nama Ketra dan keberadaan kuburan yang bernama Jaketra Jaya tersebut cukup panjang dan berbelit-belit karena berhubungan dengan era sejarah yang penuh dengan kekacauan dan peperangan serta pemberontakan di Pulau Jawa yaitu era perluasan atau era Kejayaan Kesultanan Mataram serta penguasan VOC.
“Penelusuran sejarah Gunung Ketra bisa sekaligus membantu mengungkapkan peranan wilayah Dayeuhluhur dan sekitarnya diwaktu era Peperangan Sultan Agung dengan VOC dan rentetan kejadian pasca kegagalan serangan tersebut di Tatar Sunda.” Terang Ceceng.
Sepertihalnya tentang Pangeran Jaketra Jadi Tilik Sandi Pasukan Sultan Agung Menyerang Batavia dan Penguasaan Sunda kelapa atau Jayakarta.(red.01)
Bersambung